THE LESS, THE BETTER
Pernah ngga sih kalian buka lemari baju yang sebenernya penuh dengan baju tapi malah mikir "I had nothing to wear today!"? Bingung pilih baju padahal lemari penuh dan berakhir menghabiskan banyak waktu di depan lemari.
Aku berani taruhan, pasti kalian pernah ngalamin hal seperti itu. Kalau aku? hampir setiap hari.
Setiap mau berangkat kerja atau hang out, aku seringkali bete dan kesel karna setiap buka lemari baju selalu merasa tidak ada baju yang cocok dan bisa aku pakai hari itu. Kalaupun bajunya ada, eh kerudungnya ngga cocok. Ganti lagi semuanya *penyakit*
Aku memang tidak hobi belanja baju, lebih sering beli sepatu atau tas. Tapi tetap saja baju numpuk sampai lemari 4 pintu full, sumpek!
Tapi setelah aku lihat kembali gallery foto ku, kemudian muncul pertanyaan-pertanyaan di diri aku seniri. Kok aku pakai baju itu-itu aja ya? Kemana baju-baju ku yang satu lemari penuh itu? Kenapa jarang aku pakai?
Sampai suatu hari aku yang memang hobi stalking instagram dan snapchat nya Andra Alodita, lihat postingan snapchat dia tentang keberhasilan dia downsizing isi lemari. Takjub banget dan ngga habis pikir gimana caranya dia bisa menyisakan segitu sedikitnya baju dalam lemari dia. Thanks God, Alo akhirnya memberikan detail dari mana dia bisa melakuakan downsizing isi lemarinya dalam blog nya.
And here I am, tenggelam membaca setiap website dan blog yang berhubungan dengan downsizing isi lemari. Kemudian aku sadar, ngga semua baju yang ada di lemari aku, bikin aku happy saat aku pakai. Atau ada juga yang aku simpan karna mahal harganya, suka warnanya tapi ngga cocok di kulit aku, atau karna pemberian Papa atau Mama yang sama sekali tidak pernah aku pakai.
Aku sadar itu semua setelah baca artikelnya Marie Kondo tentang "Things that spark joy". Ternyata banyak banget baju that don't give me the-things-that-spark-joy kinda feel.
Akhirnya suatu malam aku memutuskan untuk downsizing isi lemari ku dengan step by step dari Be More With Less yang bisa aku rangkum seperti berikut :
Dalam artikel di blognya, Courtney Carver menamakannya sebagai project 333. Kenapa 333? Karna dalam project tersebut kita harus bisa melakukan downsizing isi lemari dan meninggalkan hanya 33 item baju dan memakainya selama 3 bulan, atau biasa disebut 1 season. Selama 3 bulan tersebut kita tidak diperbolehkan berbelanja baju.
Setelah 3 bulan, kita boleh memperbaharui "koleksi" season yang yang lalu untuk menyambut season yang baru. Tapi ingat, setiap jumlah baju yang dibeli harus sama dengan baju yang dikeluarkan. Jadi, kalau kamu membeli 3 baju di akhir season, kamu harus "membuang" 3 baju dari koleksi kamu di season sekarang. Dan begitu seterusnya.
Dengan hanya 33 baju kita dibuat untuk bisa lebih menghargai dan pintar memadupadankan baju dengan aksesoris yang kita punya. Jujur saja, aku belum sanggup melakukan downsizing sebegitu drastisnya, jadi yang jelas angka ku bukan 33, tapi paling tidak berkat step by step dari Be More With Less, aku berhasil "membuang" hampir 70% isi lemariku, seperti foto berikut ini..
*taraaaaaaaaaa~*
Kelihatan banget kan perbedaannya? hehehe
Mungkin pertanyaan yang muncul adalah, apa ngga sayang sama baju yang "dibuang"
? Apa ngga bingung pakai baju yang iut-itu saja?
Jawabannya, NO. Aku sama sekali tidak menyesal karna aku yakin, siapapun yang menerima baju-baju tersebut lebih membutuhkan dan lebih bermanfaat dari pada hanya aku timbun di lemari, Aku juga tidak bingung dan pusing pakai baju yang itu-itu saja. Justru aku merasa jauh lebih happy karna setiap baju yang aku pakai semunya adalah baju kesukaan aku dan aku tidak lagi menghabiskan banyak waktu untuk pilih-pilih baju setiap mau kerja atau hang out.
Semakin kesini aku semakin banyak mencari informasi tentang minimalist wardrobe. Banyak banget tips yang aku dapet. Sekarang ini aku lagi coba pelajarin Capsule Wardrobe dari blog nya Un-Fancy supaya pilihan baju ku makin mendetail dan terpusat dengan semua hal yang menjadi kesukaan ku.
Sebelum baca unfancy memang aku sempat berencana untuk menerapkan Konmari Folding Method, tapi susaaaah. Susah karena si mbak di rumah tidak bisa melipat-lipat baju ala Konmari dan aku tidak punya banyak waktu setiap hari nya untuk melakukan itu *bela diri* hehehe
Aku sudah coba. Kalau kalian, berani coba juga ngga?
Much Love,
Photo of me by Ismail Triaji
Aku berani taruhan, pasti kalian pernah ngalamin hal seperti itu. Kalau aku? hampir setiap hari.
Setiap mau berangkat kerja atau hang out, aku seringkali bete dan kesel karna setiap buka lemari baju selalu merasa tidak ada baju yang cocok dan bisa aku pakai hari itu. Kalaupun bajunya ada, eh kerudungnya ngga cocok. Ganti lagi semuanya *penyakit*
Aku memang tidak hobi belanja baju, lebih sering beli sepatu atau tas. Tapi tetap saja baju numpuk sampai lemari 4 pintu full, sumpek!
Tapi setelah aku lihat kembali gallery foto ku, kemudian muncul pertanyaan-pertanyaan di diri aku seniri. Kok aku pakai baju itu-itu aja ya? Kemana baju-baju ku yang satu lemari penuh itu? Kenapa jarang aku pakai?
Sampai suatu hari aku yang memang hobi stalking instagram dan snapchat nya Andra Alodita, lihat postingan snapchat dia tentang keberhasilan dia downsizing isi lemari. Takjub banget dan ngga habis pikir gimana caranya dia bisa menyisakan segitu sedikitnya baju dalam lemari dia. Thanks God, Alo akhirnya memberikan detail dari mana dia bisa melakuakan downsizing isi lemarinya dalam blog nya.
And here I am, tenggelam membaca setiap website dan blog yang berhubungan dengan downsizing isi lemari. Kemudian aku sadar, ngga semua baju yang ada di lemari aku, bikin aku happy saat aku pakai. Atau ada juga yang aku simpan karna mahal harganya, suka warnanya tapi ngga cocok di kulit aku, atau karna pemberian Papa atau Mama yang sama sekali tidak pernah aku pakai.
Aku sadar itu semua setelah baca artikelnya Marie Kondo tentang "Things that spark joy". Ternyata banyak banget baju that don't give me the-things-that-spark-joy kinda feel.
Akhirnya suatu malam aku memutuskan untuk downsizing isi lemari ku dengan step by step dari Be More With Less yang bisa aku rangkum seperti berikut :
- Round One : Empty our Closet - kosongkan isi lemari, benar-benar kosong. Keluarkan semua isinya dan taruh di atas kasur atau di ubin kamar kalian
- Round Two : Sorting - dari semua baju yang kalian keluarkan, buat menjadi 4 tumpukan kategori, yakni :
- Love - baju kesukaan mu, yang muat dengan ukuran badanmu dan selalu bikin kamu bahagia saat kamu pakai
- Maybe - baju yang kamu rasa ingin kamu simpan karena suatu alasan (harganya mahal, kado dari keluarga atau sabahat, dan sebagainya)
- Donate - baju yang sudah tidak muat lagi di kamu atau sudah tidak kamu sukai lagi model nya, silahkan didonasikan ke tetangga atau siapapun yang lebih membutuhkan
- Trash - baju yang kondisinya sudah tidak layak pakai
- Bonus Round : Fill your Closet with The Things that You Love - seluruh baju yang masuk kategori Love, masukkan kembali ke dalam lemari mu. Untuk sisanya yang masuk kategori Maybe, bisa kamu taruh di dalam box tertutup dan simpan di tempat yang tidak sering terlihat. Kalau kamu tidak "merindukan" apa yang ada di dalam box tersebut selama 3 bulan, itu tandanya baju dalam kategori Maybe sudah waktunya kamu donasikan ke orang lain
Lemariku. Penuh dan berantakan! |
Dalam artikel di blognya, Courtney Carver menamakannya sebagai project 333. Kenapa 333? Karna dalam project tersebut kita harus bisa melakukan downsizing isi lemari dan meninggalkan hanya 33 item baju dan memakainya selama 3 bulan, atau biasa disebut 1 season. Selama 3 bulan tersebut kita tidak diperbolehkan berbelanja baju.
Setelah 3 bulan, kita boleh memperbaharui "koleksi" season yang yang lalu untuk menyambut season yang baru. Tapi ingat, setiap jumlah baju yang dibeli harus sama dengan baju yang dikeluarkan. Jadi, kalau kamu membeli 3 baju di akhir season, kamu harus "membuang" 3 baju dari koleksi kamu di season sekarang. Dan begitu seterusnya.
Dengan hanya 33 baju kita dibuat untuk bisa lebih menghargai dan pintar memadupadankan baju dengan aksesoris yang kita punya. Jujur saja, aku belum sanggup melakukan downsizing sebegitu drastisnya, jadi yang jelas angka ku bukan 33, tapi paling tidak berkat step by step dari Be More With Less, aku berhasil "membuang" hampir 70% isi lemariku, seperti foto berikut ini..
*taraaaaaaaaaa~*
Kelihatan banget kan perbedaannya? hehehe
Mungkin pertanyaan yang muncul adalah, apa ngga sayang sama baju yang "dibuang"
Jawabannya, NO. Aku sama sekali tidak menyesal karna aku yakin, siapapun yang menerima baju-baju tersebut lebih membutuhkan dan lebih bermanfaat dari pada hanya aku timbun di lemari, Aku juga tidak bingung dan pusing pakai baju yang itu-itu saja. Justru aku merasa jauh lebih happy karna setiap baju yang aku pakai semunya adalah baju kesukaan aku dan aku tidak lagi menghabiskan banyak waktu untuk pilih-pilih baju setiap mau kerja atau hang out.
Semakin kesini aku semakin banyak mencari informasi tentang minimalist wardrobe. Banyak banget tips yang aku dapet. Sekarang ini aku lagi coba pelajarin Capsule Wardrobe dari blog nya Un-Fancy supaya pilihan baju ku makin mendetail dan terpusat dengan semua hal yang menjadi kesukaan ku.
Sebelum baca unfancy memang aku sempat berencana untuk menerapkan Konmari Folding Method, tapi susaaaah. Susah karena si mbak di rumah tidak bisa melipat-lipat baju ala Konmari dan aku tidak punya banyak waktu setiap hari nya untuk melakukan itu *bela diri* hehehe
Aku sudah coba. Kalau kalian, berani coba juga ngga?
Much Love,
Photo of me by Ismail Triaji
3 comments:
Post a Comment